Thursday, 23 May 2013

Mengapa Saya Menulis?!

0 komentar
Blog.. Judul kali ini merupakan judul yang dikasih sama k'neni aka mentor aka pengajar saat saya ikut workshop di #PaluMenulis.. Ini tugas pertama yang beliau kasih sama kita.

“Mengapa saya menulis?”

Mungkin kalau saya diberi pertanyaan seperti pertanyaan diatas, maka beberapa jawaban secara gamblang yang akan saya berikan adalah sebagai berikut:
“Mengapa saya menulis?”
1.      Karena aksara tertulis melambungkan rasa dan imajinasi lebih hebat dari pada gambar dan film sekalipun.
2.      Karena menulis adalah sarana untuk mengekspresikan perasaan yang kadang tertahan untuk diungkapkan.
3.      Karena banyak hal yang baru bisa dimengerti kalau ditulis terlebih dahulu.
4.      Karena ada yang mau ditulis :p hehehe

Beberapa pendapat para ahli mengenai Menulis..
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), 1. Membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan pena (pensil, kapur, dsb). 2. Melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat).

McCrimmon dalam St. Y. Slamet (2008:141), mengatakan bahwa:
Menulis sebagai kegiatan menggali dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas.

Gebhardt dan Dawn Rodrigues (1989:1), menulis merupakan salah satu hal yang paling penting yang kamu lakukan disekolah. Kemampuan menulis yang baik memegang peranan yang penting dalam kesuksesan, baik itu menulis laporan, proposal atau tugas disekolah.

Angelo (1980:5), menulis merupakan suatu bentuk berpikir, tetapi justru berpikir bagi membaca tertentu dan bagi waktu tertentu. Salah satu tugas penting sang penulis adalah menguasai prinsip-prinsip menulis dan berpikir, yang akan dapat menolongnya mencapai maksud dan tujuannya. Yang paling penting diantara prinsip-prinsip dimaksudkan itu adalah penemuan, susunan dan gaya. Secara singkat belajar menulis adalah belajar berpikir dalam/dengan cara tertentu.

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama dia tidak menulis dia akan hilang dari masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
-Pramoedya Ananta Toer-


Menulis bagi saya adalah sebuah kesenangan. Kesenangan yang muncul dari dalam (baca : hati, jiwa). Sejak 2005, waktu masih SMP dulu, diary yang usang dekil itu sudah terbiasa jadi tempatku berbagi dan bercerita. Entah itu perasaan marah, sedih, senang ataupun perasaan datar.  Album besar yang tua itupun juga pernah membuat tinta penaku habis olehnya. Right! Semua perasaan yang ada dijiwa itu memang hanya bisa ditumpahkan dalam bentuk tulisan, paling pas kalo dibicarakan pada tulisan, dan cuma tulisanlah yang mampu memahami semua itu.. :’)

Tulisan dan curahan hati..
Memang, sebuah tulisan tak melulu soal sebuah perasaan. Seorang jurnalis contohnya, mereka kebanyakan menulis tentang pemberitaan yang terjadi dalam masyarakat. Seorang penulis buku sekolah pun seperti itu, mereka membuat tulisan karena ilmu yang ada pada diri mereka yang mesti harus mereka salurkan. But above all, menulis tak harus tentang uang. Dewasa ini, bisa sangat dengan mudahnya ditemui di internet, tulisan-tulisan dalam bentuk curahan hati. Mereka kebanyakan menyampaikan perasaan-perasaan itu dalam bentuk tulisan online yang bisa diakses kapan dan dimana saja dengan memanfaatkan jasa internet. Yaps, dunia memang sekeren itu :’)

Tidak terkecuali saya. Sebagian besar tulisan yang saya tuangkan di blog adalah curahan hati. Curahan hati yang paling bisa buat saya mewek sendiri, nyesek sendiri dan galau sendiri saat saya sedang dan sementara bercerita dengan jari yang lincah memencet tombol-tombol dikeyboard. Dan setelah saya bercerita pada sosok layar monitor itu, perasaan lega bin plong dan semua perasaan campur aduk senang pun merasuk dikalbu. Itulah saya, saya dan tulisan yang tidak bisa dipisahkan. Dan itulah alasan.. Mengapa saya menulis :’)

“Saat nalarmu menemukan jalan buntu untuk berbicara, saat logikamu berhenti berputar untuk mencari perumpamaan, dan saat mulutmu membisu untuk berucap, cobalah izinkan penamu untuk berkata-kata, dan lihatlah keajaiban yang akan dia berikan untukmu.”
-Gladys Novianti Soedarto-